Abu Bakar, SE. dan Amalia Sholiha S.Pd.

Owner Com4Kidz Bimbel bersama istri.

Proses Belajar Mengajar

Kami berusaha menerapkan sistem yang fun dan smart dalam proses pembelajaran.

Ruang Kelas

Com4Kidz Bimbel memiliki 3 kelas utama di mana tiap kelas dapat mengampu maksimal 8 siswa.

Reward Siswa Berprestasi

Com4Kidz Bimbel memberikan reward bagi siswa yang berprestasi di bimbel maupun sekolah.

Program

Com4Kidz menawarkan jasa bimbingan belajar baik di tingkat sekolah (SD, SMP, dan SMA/SMK), Keahlian komputer, dan English Class.

ads
ads

Rabu, 19 Agustus 2015

Teori Atom dalam Al Qur'an

Teori Atom Berdasarkan Modern Science dan Al Qur’an (Qur’an Linked)

Dalam pelajaran IPA khususnya Fisika, terdapat bab yang berhubungan dengan teori atom. Misalnya dalam bab “Unsur, Senyawa, dan Ion” serta “Listrik Statis” di bangku SMP.  Ternyata teori atom ini telah tertulis di Al Qur’an beberapa abad sebelum dikemukakan oleh para ahli di bidang Fisika. Mari kita telusuri bersama bagaimana perkembangan teori atom ini.
Teori tentang atom secara ilmiah dikemukakan oleh Dalton pada permulaan abad ke-19 yang pada dasarnya merupakan pengembangan dari apa yang disampaikan oleh Democritus 23 abad yang lalu. Model atom Dalton beranggapan  bahwa “terdapat partikel terkecil dari suatu materi yang tak dapat dibagi lagi yang disebut atom”. Dalton juga beranggapan bahwa atom tak dapat diciptakan maupun dimusnahkan.
Semakin berkembangnya ilmu fisika, membuat teori Dalton menjadi tak relevan lagi. Berawal dari percobaan Goldstein yang dilakukan oleh  J. J. Thomson yang meneliti terciptanya sinar positif pada atom. Akhirnya tercipta kesimpulan bahwa “atom ternyata memiliki partikel dasar yang berupa proton (muatan positif atom) dan di sekeliling atom tersebar elektron (muatan negatif atom)” di mana bentuk atom Thomson menyerupai roti kismis sehingga disebut teori atom roti kismis.
Di periode berikutnya teori atom semakin dikembangkan oleh Rutherford dan Bohr yang menjelaskan bagaimana kedudukan elektron secara detail serta adanya inti atom atau nukleon (terdiri dari proton dan neutron)yang tak dapat dijelaskan oleh Thomson. Meski memiliki beberapa kelemahan juga misal tentang lintasan gerak elektron dan ketidakmampuan dalam menjelaskan spektrum atom yang berelektron banyak, namun kedua ilmuan tersebut mengantarkan penyempurnaan teori atom yang disebut Teori Atom Mekanika Kuantum yang menjelaskan mengenai sifat pergerakan elektron dan kedudukan elektron yang menemukan bahwa pergerakan tersebut bukan dalam bentuk lintasan tapi berupa gelombang sehingga kedudukan elekton tak dapat ditentukan secara pasti.
Dengan demikian terbuktilah bahwa ada partikel yang lebih kecil daripada atom yang berupa partikel pembentuknya yaitu proton, elektron, dan neutron.
Pengetahuan tentang adanya partikel yang lebih kecil dari atom ini ternyata telah dijelaskan oleh Al Qur’an yang diturunkan Allah kepada Rasulullah SAW pada awal abad ke-7 masehi. Allah berfirman :

“Tidak ada yang tersembunyi daripada-Nya sebesar zarrahpun yang ada dilangit dan ada di bumi dan tak ada (pula) yang lebih kecil dari itu dan lebih besar, melainkan tersebut dalam kitab yang nyata (lauh mahfuzh)”(Saba’ : 3)  

Dalam ayat tersebut terdapat kata “zarrah” yang dalam bahasa Arab umumnya disebut sebagai atom. Allah mengetahui segala hal yang ada di bumi maupun di langit baik hal tersebut tersembunyi maupun yang terlihat yang ukurannya lebih kecil dari atom maupun yang lebih besar, dan semuanya telah tertulis dalam kitab “lauh mahfuzh”. Secara  jelas di ayat tersebut mengatakan bahwa terdapat sesuatu yang lebih kecil dari zarrah atau atom itu sendiri.
Dengan demikian terbukti bahwa Al Qur’an lebih dahulu mengungap teori atom tersebut beberapa abad sebelum para ahli fisika menemukan teori tentang adanya partikel penyusun atom yang ukurannya lebih kecil dari atom itu sendiri, yaitu proton, elektron, dan neutron meski nama-nama partikel penyusun tersebut tak dijelaskan secara gamblang di Al Qur’an karena mungkin Allah ingin agar kita senantiasa berpikir ”afalaa ta’qiluun” sehingga ada keinginan untuk meneliti tentang sagala kejadian alam yang hal itu akan membuat kita semakin yakin akan kekuasaan Allah yang tertulis dalam Al Qur’an.
Dapat disimpulkan sekali lagi bahwa Al Qur’an tak lekang oleh zaman. Al Qur’an telah menjawab tantangan zaman dengan semakin modernnya ilmu pengetahuan. Meski perlu kita ingat bahwa Al Qur’an bukan kitab “science” tapi adalah kitab “sign” yang tujuan utama diturunkann untuk memberi petunjuk bagi umat manusia “hudallinnaas
Wallahu’alam bisshowab ..........

written by : Abu Bakar
  
   .





Join us on Facebook

Please wait..30 Seconds Cancel