Sistem Ekskresi Manusia
(Perbandingan di bumi dan Surga)
Qur’an
Linked
Di bab awal pelajaran IPA
(Biologi) kelas IX SMP Semester 1, siswa belajar mengenai sistem ekskresi. Apa
itu sistem ekskresi? Ekskresi adalah proses pengeluaran zat sisa yang sudah
tidak dibutuhkan oleh tubuh lagi. Dalam tubuh manusia terdapat organ-organ yang
berhubungan dengan pengeluaran zat sisa tersebut dan bekerja dalam sistem yg
kompleks.
Organ-organ yang berhubungan dengan ekskresi
ini ada beberapa dan masing-masing mengeluarkan zat sisa yang berbeda, yaitu :
1.
Hati ==> zat sisa berupa urea
2.
Paru-paru ==> zat sisa karbon dioksida dan uap air
3.
Kulit ==> zat sisa berupa keringat yang mengandung air,
garam, dan urea.
4.
Ginjal ==> zat sisa berupa urine yang mengandung ura dan
amonia.
Zat sisa tersebut juga dihasilkan
karena kita merupakan salah satu makhluk Allah yang butuh makan dan minum.
Bayangkan kalau kita tak mampu mengeluarkan zat-zat sisa makanan yang telah
kita konsumsi! Karena itu, kita bisa buang air kecil dan besar, buang angin
(kentut), bisa bernapas, dan mengeluarkan keringat itu adalah nikmat yang
sangat besar dari Allah SWT.
Tapi tahukah? Ternyata di surga
kelak kita tak melakuakan kebiaasaan-kebiasaaan seperti buang air kecil dan
besar. Bagaimana dengan zat sisa makanan yang telah kita konsumsi ketika di
surga? Apakah berarti kita tak melakukan ekskresi di Surga? Bukankah kita juga
melakukan aktivitas makan dan minum di surga? Mungkin sering terbersit
pertanyaan seperti tersebut dalam pikiran kita. Mari kita bersama belajar dalam
sesi Qur’an
Linked kali ini yang berhubungan dengan ekskresi.
Mahzab ahlu sunnah dan seluruh
kaum muslimin memiliki pemahaman yang sama bahwa kelak manusia di surga juga
melakukan aktivitas makan dan minum. Hal itu dikuatkan dalam beberapa dalil
yang ada di Al Qur’an, misalnya
“Masuklah kamu ke dalam surga, kamu dan istri-istri kamu
digembirakan. Diedarkan pada mereka piring-piring dari emas dan piala-piala,
dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diinginkan oleh hati dan sedap
dipandang mata dan kamu kekal di dalamnya. Dan itulah surga yang diwariskan
kepada kamu disebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan. Di dalam surga itu
ada buah-buahan yang banyak untukmu yang sebagiannya kamu makan”. (Surat Az-Zukhruf :
70-73 )
Ada beberapa makanan dan minuman
yang dihidangkan di surga yang nantinya bisa dinikmati yang dijelaskan dalam Al
Qur’an, antara lain :
ü
Buah-buahan
dan daging burung (Al Waqiah : 20-21)
ü
Buah
kurma dan delima (Ar Rahman : 68)
ü
Air
minum dari mata air kafur (Al Insan : 5-6)
ü
Air
minum bercampur khamar murni dari tasnim (Al Muthoffifin :27-28)
ü
Minuman
jahe dan air minum dari mata air salsabil(Al insan :17-18)
ü
Dan
segala apa yang diinginkan hati dan sedap dipandang mata (Az Zukhruf : 71)
Apa yang ahli surga makan dalam
surga tersebut tidak akan menjadi zat-zat sisa yang najis yang seperti kita
keluarkan saat di dunia. Karena tak mungkin ada hal-hal yang bersifat najis di
surga.
Bagaimana cara ahli surga
melakukan ekskresi saat di surga?
Dalam sebuah majelis, Rasulullah
pernah menerangkan tentang hal tersebut. Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu
‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Sesungguhnya penduduk surga, mereka makan dan minum
di dalam surga, namun mereka tidak meludah, tidak kencing, tidak buang air
besar, dan tidak mengeluarkan dahak.”
Para sahabat bertanya: ‘Lalau bagaimana nasib makanan
di perut mereka?’
Jawab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
“Menjadi
sendawa, dan keringat yang berbau misk. Mereka diilhami selalu bertasbih dan
bertahmid, sebagaimana kalian selalu bernafas.” (HR. Muslim 2835).
Ahli surga melakukan ekskresi, membuang zat sisa
makanan. Hanya saja sistem ekskresinya beda. Nutrisi yang mereka makan menguap
dengan bau seperti minyak misk.
Sulit dipahami secara akal, tapi itulah penjelasan
yang sesuai dalil aqli. Tapi hal itu sebenarnya bukan hal yang mustahil apalagi
ketika itu terjadi di surga, bahkan ketika kita masih berada di alam rahim, kitapun
tidak melakukan buang air besar. Zat sisa yang dihasilkan oleh janin ternyata
terserap kembali oleh tubuh janin. Bayangkan jika janin melakukan buang air
besar! Air ketuban akan tercemar dan dapat menimbulkan keracunan pada janin
karena kotoran tertelan dan masuk ke paru-paru. Air ketuban yang berwarna hijau
kecoklatan menandakan kemungkinan janin melakukan buang air besar. Itu bisa
terjadi karena terhambatnya asupan oksigen dan makanan pada janin karena
terlilit tali pusat sehingga membuat anus janin melemah sehingga kotorannya
keluar.
Mungkin itu saja bahasan Qur’an Linked dari kami
mengenai ekskresi. Namun perlu diingat bahwa kehidupan di surga tak bisa
dianalogikan seperti kehidupan di dunia. Manusia memiliki akal yang terbatas,
sehingga pengetahuannya terbatas sama halnya dengan akal yang dimiliki.
Tambahan
Satu hal lagi yang berhubungan dengan eksresi sebagai
tambahan khususnya mengenai adab buang air kecil atau kencing yang dianjurkan
Rasulullah. Rasulullah menganjurkan untuk kencing dengan cara duduk atau
jongkok, namun Beliau tidak melarang kencing dengan cara berdiri
Abdurrahman bin Hasanah mengatakan, "Nabi
shollallahu 'alaihi wasallam pernah keluar bersama kami dan ditangannya
terdapat sesuatu yang berbentuk perisai, lalu beliau meletakkannya kemudian
beliau duduk lalu kencing menghadapnya". (HR. Abu Daud)
Dalam ilmu kedokteran terbukti bahwa penyakit batu
ginjal dan lemah syahwat disebabkan karena kebiasaaan kencing berdiri. Kencing
dengan posisi berdiri menyebabkan sisa urine yang tak habis terpancar dalam
pundi-pundi akan menjadikan kelenjar otot dan urat halus di sekitar buah zakar
menjadi kendur dan lembek.
Berbeda dengan orang yang terbiasa kecing dengan
jongkok. Dalam keadaan tersebut tulang paha kiri dan kanan merenggangkan
himpitan buah zakar sehingga memudahkan aliran air kecing sehingga resiko memiliki
penyakit batu ginjal menjadi sangat kecil.
Jadi, diusahakan untuk selalu kencing dalam posisi
jongkok, yaaa....!!
by Abu Bakar
by Abu Bakar
Terbaik entri.
BalasHapusJazakillah ukhti
Hapus